Selasa, 22 Februari 2011

RAMALAN JAYA BAYA TENTANG ZAMAN KALA BENDU.

*zist said:


Beberapa saat yang lalu kita dikejutkan oleh Ramalan bangsa maya di Meksiko Selatan yang mempercayai bahwa tahun 2012 akan terjadi kiamat yang mungkin akan meluluhlantakan bumi beserta isinya,dan hanya menyisakan beberapa orang yang mempunyai hati yang teguh dan beriman sajalah yang akan selamat darinya.Itu menurut versi Bangsa maya,di indonesia sendiri ada ramalan yang mengisyaratkan adanya kiamat,yang dikenal ramalan jayabaya.
Sebelumya siapa jayabaya tersebut,Jayabaya adalah raja kerajaan Kadiri/ Panjalu( atau sering juga disebut kediri) yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa. 
Prabu Jayabaya adalah tokoh yang identik dengan ramalan masa depan Nusantara. Terdapat beberapa naskah yang berisi “Ramalan Joyoboyo”, antara lain Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya.
Dikisahkan dalam Serat Jayabaya Musarar, pada suatu hari Jayabaya berguru pada seorang ulama bernama Maolana Ngali Samsujen. Dari ulama tersebut, Jayabaya mendapat gambaran tentang keadaan Pulau Jawa sejak zaman diisi oleh Aji Saka sampai datangnya hari Kiamat.
Dari nama guru Jayabaya di atas dapat diketahui kalau naskah serat tersebut ditulis pada zaman berkembangnya Islam di Pulau Jawa. Tidak diketahui dengan pasti siapa penulis ramalan-ramalan Jayabaya. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat saat itu untuk mematuhi ucapan tokoh besar. Maka, si penulis naskah pun mengatakan kalau ramalannya adalah ucapan langsung Prabu Jayabaya, seorang raja besar dari Kadiri.
Tokoh pujangga besar yang juga ahli ramalan dari Surakarta bernama Ranggawarsita sering disebut sebagai penulis naskah-naskah Ramalan Jayabaya. Akan tetapi, Ranggawarsita biasa menyisipkan namanya dalam naskah-naskah tulisannya, sedangkan naskah-naskah Ramalan Jayabaya bersifat anonim.
Tetapi juga terdapat bukti bahwa Ramalan Jayabaya yang ditulis oleh Ranggawarsita,
kutipan jangka joyoboyo:
Iki sing dadi tandane zaman kalabendu (Ini yang menjadi tandanya jaman kehancuran) 1. Lindu ping pitu sedina (getaran gempa 7 kali sehari) 2. Lemah Lemah bengkah (tanah tanah pecah) 3. Manungsa pating galuruh, akeh kang nandang lara (manusia pada gemuruh (berteriak), banyak yang terkena penyakit) 4. Pagebluk rupa-rupa (musibah bermacam macam) 5. Mung setitik sing mari akeh-akehe pada mati (Cuma sedikit yang sembuh kebanyakan pada mati)

Zaman kalabendu iku wiwit yen, (jaman kehancuran itu dimulai jika) 1. Wis ana kreta mlaku tanpa jaran (Sudah ada kendaraan berjalan tanpa kuda) 2. Tanah jawa kalungan wesi (Pulau jawa berkalungan besi) 3. Prau mlaku ing nduwur awang-awang (Kapal berjalan di atas awan) 4. Kali ilang kedunge (sungai hilang batasnya) 5. Pasar ilang kumandange (pasar hilang keramaiannya) 6. Wong nemoni wolak-walik ing zaman (Manusia menemukan jaman yang terbolak-balik) 7. Jaran doyan sambel (kuda suka sambal) 8. Wong wadon menganggo lanang (perempuan menggunakan pakaian pria)


Zaman kalabendu iku koyo-koyo zaman kasukan, zaman kanikmatan donya, nanging zaman iku sabenere zaman ajur lan bubrahing donya. (Zaman kehancuran itu terlihat seperti zaman yang menyenangkan, zaman kenikmatan dunia, tetapi sebenarnya zaman itu adalah zaman hancur dan rusaknya dunia) 1. Mulane akeh bapak lali anak (Sehingga banyak ayah lupa akan anak) 2. Akeh anak wani ngalawan ibu lan nantang bapak (banyak anak berani melawan ibu dan menantang bapak) 3. Sedulur pada cidro cinidro (saudara saling melukai) 4. Wong wadon ilang kawirangane, wong lanang ilang kaprawirane (perempuan kehilangan keperawanannya, lelaki kehilangan keperjakaanya) 5. Akeh wong lanang ora duwe bojo (banyak pria tidak memiliki istri) 6. Akeh wong wadon ora setia karo bojone (banyak wanita tidak setia dengan suaminya) 7. Akeh ibu pada ngedol anake (banyak ibu menjual anaknya) 8. Akeh wong wadon ngedol awake (banyak wanita menjual dirinya) 9. Akeh wong ijol bojo (banyak orang menukar istri/suami nya) 10. Akeh udan salah mangsa (banyak hujan tidak pada musim nya) 11. Akeh prawan tuwa (banyak perawan tua) 12. Akeh randa ngalairake anak (banyak janda melahirkan anak) 13. Akeh jabang bayi nggoleki bapake (banyak bayi mencari ayahnya) 14. Wong wodan ngalamar wong lanang (perempuan melamar pria) 15. Wong lanang ngasorake, drajate dewe (orang lelaki merendahkan derajatnya sendiri) 16. Akeh bocah kowar (banyak anak terlantar) 17. Randa murah regane (janda murah harganya) 18. Randa ajine mung sak sen loro (janda harganya cuma satu sen dua) 19. Prawan rong sen loro (perawan dua sen dua) 20. Dudo pincang payu sangang wong (duda pincang berharga sembilan orang)


Zamane zaman edan (jamannya jaman gila) 1. Wong wadon nunggang jaran (perempuan naik kuda) 2. Wong lanang lungguh plengki (orang lelaki duduk di pemerintahan) 3. Wong bener tenger-tenger (orang benar kebingungan) 4. Wong salah bungah-bungah (orang salah berkelebihan/senang senang) 5. Wong apik ditampik-tampik (orang baik terlunta lunta) 6. Wong bejat munggah pangkat (orang bejat naik pangkat) 7. Akeh ndandhang diunekake kuntul (banyak aksi dinyanyikan) 8. Wong salah dianggap bener (orang salah dianggap benar) 9. Wong lugu kebelenggu (orang lugu terbelenggu) 10. Wong mulya dikunjara (orang berpangkat tinggi dipenjara) 11. Sing culika mulya, sing jujur kojur (yang mencuri mulia, yang jujur hancur) 12. Para laku dagang akeh sing keplanggrang (para penjual banyak yang terhambat) 13. Wong main akeh sing ndadi (orang yang main banyak yang semakin menjadi) 14. Linak lija lingga lica, lali anak lali baja, lali tangga lali kanca ( lupa tetangga lupa teman) 15. Duwit lan kringet mug dadi wolak-walik kertu (uang dan keringat hanya menjadi bolak balik kartu) 16. Kertu gede dibukake, ngguyu pating cekakak (kartu besar dibuka, ketawa cekakakan) 17. Ning mulih main kantonge kempes (kalau pulang main kantongnya kempes) 18. Krungu bojo lan anak nangis ora di rewes (mendengar istri dan anak menangis tidak di pedulikan)


Abote kaya ngapa sa bisa-bisane aja nganti wong kelut,keliring zaman kalabendu iku. (Beratnya seperti apa bisa bisanya jangan sampai orang bertengkar, jaman kehancuran itu) Amargo zaman iku bakal sirna lan gantine joiku zaman ratu adil, zaman kamulyan. Mula sing tatag, sing tabah, sing kukuh, jo kepranan ombyak ing zaman Entenana zamane kamulyan zamaning ratu adil ( Sebab zaman itu bakal sirna dan diganti dengan zaman Ratu adil, zaman kemuliaan, karena itu yang tegar, yang tabah, yang kokoh, Jangan melakukan hal bodoh. Tunggulah zaman kemuliaan zamannya Ratu adil)”




dari kutipan diatas apakah menurut anda jaman sekarang sudah akan mendekati kiamat,semua mempunyai persepsi masing – masing.dan artikel ini dibuat bukan untuk membuat sensasi atau istilahnya memancing diair keruh,tetapi hanya sekedar mengingatkan kembali bahwa kita sebagai manusia bukanlah mahkluk yang sempurna yang akan keluardari bencana/malapetaka,maka dari itu tetap percaya kepada Tuhan yang anda yakini,yang akan membawa anda keluar dari “malapetaka” yang mungkin terjadi.(ve)


3 komentar: